SIFAT-SIFAT
PERIODIK UNSUR - Sistem periodik unsur berguna karena memudahkan kita
untuk mengetahui sifat-sifat unsur.namun demikian, kita harus mengetahui kaitan
antara sifat-sifat unsur dengan letaknya dalam sistem periodik. pada Subbab
ini, anda akan mempelajari sifat-sifat penting unsur, yaitu jari-jari atom,
energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta sifat logam dan non logam, atau dari atas kebawah dalam satu golongan.
1.
Jari-Jari Atom
Jari-Jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit
elektron terluar (Lihat Gambar 2.27). jari-jari atom perlu kita pahami karena
berkaitan dengan daya tarik inti terhadap elektron, yang akan menentukan nilai
energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
hubungan jari-jari atom dengan sistem periodik ditunjukan oleh gambar 2.28.
Kecenderungan jari-jari
taom dalam sistem periodik, yaitu sebagai berikut.
·
Dari atas kebawah dalam satu golongan,
jari-jari atom semakin besar.
·
Dari kiri kekanan dalam satu periode,
jari-jari atom semakin kecil
bagaimanakah kita
menjelaskan kecenderungan jari-jari atom tersebut? faktor yang menentukan
jari-jari atom adalah jumlah kulit dan muatan inti.
perhatikan jari-jari
atom litium, berilium, natrium, dan magnesium pada gambar 2.29.
·
litium dan berilium terletak pada
periode 2, keduanya mempunyai dua kulit atom. berilium mempunyai jari-jari atom
lebih kecil karena muatan intinya lebih besar, sehingga daya tarik inti
terhadap elektron lebih kuat.
·
litium dan natrium terletak pada
golongan IA, Li pada periode 2, sedangkan natrium pada periode 3. Natrium
mempunyai jari-jari atom lebih besar karena mempunyai jumlah kulit atom yang
lebih banyak.
2.
Energi Ionisasi
Suatu Atom dapat melepas elektron sehingga menjadi ion
positif pelepasan elektron memerlukan energi, yaitu untuk mengatasi gaya tarik
intinya. besarnya energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu
atom netral dalam wujud gas disebut energi
ionisasi.
Contoh :
Energi ionisasi litium adalah 8,64 x 10-19 J.
Artinya, untuk melepas satu elektron dari atom litium dalam wujud gas
diperlukasn energi sebanyak 8,64 x 10 - 19 J. dalam ilmu kimia, besaran-besaran
tidak dinyatakan per atom, melainkan per mol. Mol adalah satuan jumlah seperti
halnya lusin atau gros (1 mol = 6,02 x 1033 Partikel). Jika
dinyatakan untuk satu mol, energi ionisasi litium adalah 520 kJ.
Prosesnya dapat
dituliskan sebagai berikut :
Li(g) + 520 kJ → Li+(g) + e
Konsep mol akan dibahas
lebih lanjut dalam Bab 6.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom ditunjukan
dalam gambar 2.30. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan kecenderungan energi
ionisasi sebagai berikut.
1.
dalam satu golongan, dari atas ke bawah
energi ionisasi semakin kecil.
2.
dalam satu periode, dari kiri ke kanan
energi ioniasi cenderung semakin besar.
Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut.
Perlu dipahami bahwa nilai energi ionisasi bergantung pada besarnya gaya tarik
inti terhadap elktron kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Makin
kuat gaya tarik inti, makin besar energi ionisasi.
1.
Dalam satu golongan, dari atas kebawah,
jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
terluar makin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang.
2.
Dalam satu periode, sebagaimana telah
dijelaskan ketika membahas jari-jari atom, gaya tarik inti bertambah. oleh
karena itu, energi ionisasi juga bertambah.
Gambar 2.30 memperlihatkan bahwa unsur-unsur golongan
IIA, VA, VIIIA mempunyai energi ionisasi yang sangat besar. bahkan lebih besar
daripada energi ionisasi unsur disebelah kanannya. fakta ini menunjukan adanya
faktor lain yang mempengaruhi nilai energi ionisasi selain muatan inti dari
jari-jari atom. Penyimpanan tersebut berkaitan dengan kestabilan konfigurasi
elektron. Unsur-unsur golongan IIA, VA, dan VIIIA mempunyai konfigurasi
elektron yang relatif stabil, sehingga elektron sukar dilepaskan.
3.
Afinitas Elektron
Selain dapat kehilangan elktron, suatu atom dapat pula
menyerap (menerima tambahan) elektron sehingga membentuk ion negatif. energi
yang menyertai penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas
membentuk ion bermuatan -1 disebut afinitas
elektron afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol-1.
afinitas elektron unsur-unsur golongan utama diberikan pada tabel 2.7.
·
Penyerapan elektron ada yang disertai
pelepasan energi, ada pula yang disertai penyerapan energi.
·
JIka penyerapan elektron disertai
pelepasan energi, afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
contoh:
Afinitas elektron klorin =-346 kJ mol-1,
berarti penyerapan elektron atom klorin membentuk ion CL- disertai pelepasan energi sebanyak 249 kJ mol-1.
·
Jika penyerapan elektron disertai
penyerapan energi, afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
contoh:
afinitas elektron berilium = 240 kJ mo-1,
berati terjadi penyerapan elektron oleh atom berilium, sehingga membentuk
ionbe- disertai penyerapan energi .dalam hal ini ,elektron baru dapat memasuki
atom berilium,jika diberi tambahan energi sebanyak 240kj mol-1.
·
Unsur yang mempunyai afinitas elektron
yang lebih besar daripada unsur afinitas elektronnya bertanda positif. Dengan
kata lain, makin negatif nilai afinitas elektron, makin besar kecenderungannya
menarik elektron membentuk ion negatif.
·
Unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif, akan membentuk ion negatif yang lebih stabil daripada atom
netralnya.
contoh :
Afinitas ion negatif klorin -349 kJ mol-1,
berati ion CL- lebih stabil daripada atom Cl.
·
Sebaliknya, unsur yang afinitas
elektronnya bertanda positif akan membentuk ion negatif yang kurang stabil
daripada atom netralnya.
contoh :
Afinitas elektron berilium = 240 kJ mol-1,
menunjukan ion Be- kurang stabil dibandingkan atom Be.
Bagaimanakah kecenderungan afinitas elektron dalam sistem periodik?
apabila kita perhatikan data afinitas elektron dalam tabel 2.7, ternyata
afinitas elektron lebih bervariasi. Namun, dapat disimpulkan kecenderungan
sebagai berikut.
a. Dalam
satu golongan, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang.
b. Dalam
Satu periode, dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah.
c. Kecuali
unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas
elektron bertanda negatif. afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan
halogen.
4.
Keelektronegatifan
Kita Sudah membahas dua sifat periodik unsur yang
berkaitan dengan penyerapan dan pelepasan elektron, yaitu energi ionisasi dan
afinitas elektron. Energi ionisasi menggambarkan kecenderungan unsur melepas
elektron membentuk ion positif, sedangkan afinitas elektron mengggambarkan
kecenderungan unsur menyerap elektron membentuk ion negatif. Keelektronegatifan
juga berkaitan dengan pembentukan ion positif atau ion negatif.
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan relatif suatu
unsur menarik elektron kepihaknya sendiri dalam suatu ikatan kimia. Keelektronegatifan
unsur-unsur dapat dilihat pada gambar 2.31.
Contoh :
Misalkan hidrogen dengan fluorin mempunyai elektron yang
ditarik bersama, seperti digambarkan berikut ini. siapakah yang menarik lebih
kuat. hidrogen atau fluorin?
dari data Keelektronegatifan
pada gambar 2.31, kita dapat mengetahui bahwa Keelektronegatifan hidrogen
adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0. Hal ini menunjukan bahwa Fluorin menarik
elektron lebih kuat daripada hidrogen dengan perbandingan 4 : 2,1 . Namun
demikian elektron tetap dimiliki bersama oleh kedua atom itu.
bagaimanakah
kecenderungan Keelektronegatifan unsur dalam sistem periodik? dari gambar 2.31
dapat disimpulkan kecenderungan Keelektronegatifan sebagai berikut:
·
Dari atas kebawah dalam satu golongan
Keelektronegatifan berkurang.
·
Dari kiri ke kanan dalam satu periode
Keelektronegatifan bertambah.
Kecenderungan tersebut kiranya dapat dipahami,
sebagaimana halnya memahami energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar
tentu akan mempunyai Keelektronegatifan yang besar pula. Sebaliknya, unsur yang
mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron kecil, akan mempunyai afinitas
elektron yang kecil.
5.
Sifat logam dan nonlogam
Secara Kimia, Sifat logam dikaitkan dengan keelektopositifan
yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. jadi, sifat logam
akan tergantung pada energi ionisasi, makin besar energi ionisasi , makin sukar
melepas elektron, dan makin berkurangsifat logamnya. Sebaliknya, sifat nonlogam
dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan menarik elektron. sesuai dengan kecenderungan
energi ionisasi dan keeloktronegatifan yang telah dibahas sebelumnya, sifat
logam dan nonlogam dalam sistem periodik unsur adalah sebagai berikut.
a.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode,
sifat logam berkurang sedangkan sifat nonlogam bertambah.
b.
Dari atas ke bawah dalam satu golongan,
sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Jadi, unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem
periodik unsur, sednagkan unsur golongan nonlogam pada bagian kanan atas. akan
tetapi, golongan yang paling bersifat nonlogam adalah golongan VIIA, bukan
golongan, VIIIA. Unsur yang terletak pada bagian tengah, yaitu unsur yang
terletak disekitas perbatasan antara logam dan nonlogam, mempunyai sifat logam
sekligus sifat nonlogam. unsur itu disebut metaloid,
contohnya boron dan silikon.
6.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya
melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah
golongan IA (logam alkali), sedangkan nonlogam yang paling reaktif adalah
golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu preriode, mula-mula
kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA
tidak reaktif.
0 comments
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.