Sumber Gambar startupopen.com |
Mahasiswa, adalah insan yang melanjutkan pendidikannnya ke jenjang perguruan tinggi atau sederajat. Banyak di antara mereka memiliki ide-ide baru maupun gagasan baru, beberapa dari mereka bahkan memiliki ide – ide yang luar biasa cemerlang, namun terkadang ide-ide itu sangat susah diangkat ke permukaan dikarenakan banyaknya kendala dan masalah yang di hadapi.
Era moderen saat ini dunia tengah memasuki era dunia global dan era dunia digital yang karenanya hampir tidak ada lagi jarak antara ruang dan waktu. Segala informasi baik antara ujung dunia satu dengan yang lainnya dapat di akses dengan satu kali menekan tombol di komputer ataupun gadget elektronik lainnya.
Start up, adalah bentuk nyata lainya dari peradaban dunia manusia yang semakin modern dan serba digital, start up adalah perusahaan ataupun bentuk usaha yang konten ataupun produknya ditampilkan di dunia maya dengan segala kecanggihannya. Contoh dari start up adalah facebook, yahoo, dan banyak lainnya masing-masing memiliki model, ide, dan layanan masing-masing kesemuanya merupakan jawara-jawara dalam dunia maya, dan kesemuanya pula lahir dari ide-ide insan-insan kratif dan memiliki optimisme yang tinggi. Mereka (founder) dapat bergerak maju dengan pesat karena di luar sana banyak sekali yang mendukung apa yang mereka lakukan baik insvestor maupun pemerintah, bahkan pada Universitas mereka difasilitasi ruang untuk mengembangkan ide kreatifitas itu berupa startup-starup kecil yang kemudian menjadi besar dan besar.
Bagaimana dengan kondisi kekinian mahasiswa Universitas Lampung ? penulis masih jarang menjumpai sosok-sosok dengan ide start up yang cemerlang, walaupun ada namun terkendala dengan biaya atau modal serta hal-hal lainnya. Salah satu mahasiswa Unila yang sarat aktif dengan dunia start up di lokal adalah Eko Ari Wijayanto, start up pertamanya adalah layanan komplain (komplen.in) bagi para costumer, idenya adalah costumer bisa komplain dengan pelayanan dan kualitas suatu produk tertentu, namun layanan ini belum berkembang pesat. Kedua adalah wasiatbox.com idenya adalah para user bisa meninggalkan pesan-pesan ertentu sebagai wasiat. Yang terbaru adalah fokoku.com ide dari start up ini adalah jejaring sosial atau bahkan perankingan antar kampus antar alumni di seluruh Indonsia, namun sayang kurangnya apresiasi dari kalangan kampus sendiri membuat startup yang Eko buat seolah mati suri. Selain itu perlunya modal (biaya server, hosting dan pegawai) membuat banyak startup menutup diri.
Potensi startup di lingkungan kampus Unila bisa saja ditingkatkan, dan menjadi sumber lain pendapatan Unila jika pihak kampus mau berkordinasi dengan mahasiswa-mahasiswa dengan ide-ide cemerlang penyuka startup itu kemudian memberikan bimbingan pelatihan dan bahkan dengan membiayai para startup lokal di lingkungan Unila pihak kampus bisa meminta 10% saham kepemilikan dan keuntungan dari start up itu. Bayangkan saja contoh adalah facebook memiliki keuntungan hingga milyaran dolar perbulannya dari penayangan iklan dan konten lainnya di setus besutannya itu, jika para start up lokal kita berhasil dan konten yang di sajikan meraup untung yang besar berapa keuntungan kampus yang bisa di peroleh, itu hanya satu startup dari satu mahasiswa namun jika ada puluhan start up potensial yang ada di Unila dan Unila membantu permodalannya, bukan tidak mungkin Kuliah di Unila bisa gratis dengan subsidi silang keuntungan startup ?
kunci dari startup yang sukses adalah ide, dukungan, manfaat, promosi dan moment peluncuran atau launching. Dan jika kesemua ini di bantu oleh Pihak kampus bisa saja para startup lokal Unila bisa merajai pasar startup Indonesia bahkan dunia. dan saat ini tentu para startup lokal Unila menunggu apa jawaban kampus ketimbang mencari permodalan investor lain, karena rasa cinta dengan almamaternya. Unila bisa !!
Era moderen saat ini dunia tengah memasuki era dunia global dan era dunia digital yang karenanya hampir tidak ada lagi jarak antara ruang dan waktu. Segala informasi baik antara ujung dunia satu dengan yang lainnya dapat di akses dengan satu kali menekan tombol di komputer ataupun gadget elektronik lainnya.
Start up, adalah bentuk nyata lainya dari peradaban dunia manusia yang semakin modern dan serba digital, start up adalah perusahaan ataupun bentuk usaha yang konten ataupun produknya ditampilkan di dunia maya dengan segala kecanggihannya. Contoh dari start up adalah facebook, yahoo, dan banyak lainnya masing-masing memiliki model, ide, dan layanan masing-masing kesemuanya merupakan jawara-jawara dalam dunia maya, dan kesemuanya pula lahir dari ide-ide insan-insan kratif dan memiliki optimisme yang tinggi. Mereka (founder) dapat bergerak maju dengan pesat karena di luar sana banyak sekali yang mendukung apa yang mereka lakukan baik insvestor maupun pemerintah, bahkan pada Universitas mereka difasilitasi ruang untuk mengembangkan ide kreatifitas itu berupa startup-starup kecil yang kemudian menjadi besar dan besar.
Bagaimana dengan kondisi kekinian mahasiswa Universitas Lampung ? penulis masih jarang menjumpai sosok-sosok dengan ide start up yang cemerlang, walaupun ada namun terkendala dengan biaya atau modal serta hal-hal lainnya. Salah satu mahasiswa Unila yang sarat aktif dengan dunia start up di lokal adalah Eko Ari Wijayanto, start up pertamanya adalah layanan komplain (komplen.in) bagi para costumer, idenya adalah costumer bisa komplain dengan pelayanan dan kualitas suatu produk tertentu, namun layanan ini belum berkembang pesat. Kedua adalah wasiatbox.com idenya adalah para user bisa meninggalkan pesan-pesan ertentu sebagai wasiat. Yang terbaru adalah fokoku.com ide dari start up ini adalah jejaring sosial atau bahkan perankingan antar kampus antar alumni di seluruh Indonsia, namun sayang kurangnya apresiasi dari kalangan kampus sendiri membuat startup yang Eko buat seolah mati suri. Selain itu perlunya modal (biaya server, hosting dan pegawai) membuat banyak startup menutup diri.
Potensi startup di lingkungan kampus Unila bisa saja ditingkatkan, dan menjadi sumber lain pendapatan Unila jika pihak kampus mau berkordinasi dengan mahasiswa-mahasiswa dengan ide-ide cemerlang penyuka startup itu kemudian memberikan bimbingan pelatihan dan bahkan dengan membiayai para startup lokal di lingkungan Unila pihak kampus bisa meminta 10% saham kepemilikan dan keuntungan dari start up itu. Bayangkan saja contoh adalah facebook memiliki keuntungan hingga milyaran dolar perbulannya dari penayangan iklan dan konten lainnya di setus besutannya itu, jika para start up lokal kita berhasil dan konten yang di sajikan meraup untung yang besar berapa keuntungan kampus yang bisa di peroleh, itu hanya satu startup dari satu mahasiswa namun jika ada puluhan start up potensial yang ada di Unila dan Unila membantu permodalannya, bukan tidak mungkin Kuliah di Unila bisa gratis dengan subsidi silang keuntungan startup ?
kunci dari startup yang sukses adalah ide, dukungan, manfaat, promosi dan moment peluncuran atau launching. Dan jika kesemua ini di bantu oleh Pihak kampus bisa saja para startup lokal Unila bisa merajai pasar startup Indonesia bahkan dunia. dan saat ini tentu para startup lokal Unila menunggu apa jawaban kampus ketimbang mencari permodalan investor lain, karena rasa cinta dengan almamaternya. Unila bisa !!
0 comments
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan bijak, sopan, dan santun. termiakasih telah mampir dan membaca blog kami.