Menelusuri Proses Perumusan dan Pengesahan UUD NRI Tahun 1945
Pendahuluan
Setiap negara di dunia membutuhkan suatu aturan dasar atau konstitusi yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi bukan sekadar kumpulan pasal hukum, melainkan dasar yang mengatur hak, kewajiban, serta hubungan antara negara dan warga negaranya. Di Indonesia, konstitusi yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
UUD NRI 1945 lahir melalui proses panjang yang melibatkan perjuangan tokoh-tokoh bangsa dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) hingga Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Untuk memahami perjalanan bangsa, penting bagi kita menelusuri bagaimana UUD ini dirumuskan hingga akhirnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Sidang Kedua BPUPKI (10–17 Juli 1945)
Proses perumusan UUD dimulai dalam sidang kedua BPUPKI yang berlangsung pada tanggal 10–17 Juli 1945. Dalam sidang ini, para tokoh bangsa membahas rancangan dasar negara, bentuk pemerintahan, serta rancangan Undang-Undang Dasar yang akan menjadi pedoman negara Indonesia setelah merdeka. Sidang ini dipimpin oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Untuk mempercepat proses perumusan, BPUPKI membentuk sebuah Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini kemudian membentuk tim kecil yang dipimpin oleh Mr. Soepomo dengan anggota antara lain Wongsonegoro, Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, Haji Agus Salim, dan Sukiman. Tugas mereka adalah merancang naskah UUD yang sesuai dengan cita-cita bangsa.
Pembahasan Panitia Perancang UUD
Pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengadakan pembahasan penting mengenai hasil kerja Panitia Kecil. Ada beberapa keputusan penting, yaitu:
-
Menyepakati bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan.
-
Menentukan sistem pemerintahan berbentuk republik.
-
Menyepakati lambang negara dan dasar-dasar pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
-
Membentuk Panitia Penghalus Bahasa untuk memperbaiki rumusan pasal-pasal UUD, yang diketuai oleh Husein Djajadiningrat dengan anggota Haji Agus Salim dan Mr. Soepomo.
Hasil dari sidang ini menjadi dasar pembahasan lebih lanjut pada sidang pleno BPUPKI.
Sidang 15 Juli 1945
Pada tanggal 15 Juli 1945, BPUPKI kembali mengadakan sidang untuk membahas rancangan Undang-Undang Dasar. Ketua Panitia Perancang UUD, Ir. Soekarno, menyampaikan laporan tentang rancangan yang telah disusun. Setelah itu, para tokoh lain seperti Mohammad Hatta dan Mr. Soepomo memberikan masukan dan tanggapan.
Rancangan tersebut akhirnya diterima oleh sidang BPUPKI dengan suara bulat. Selain itu, beberapa panitia lain juga menyampaikan usulan, seperti Panitia Keuangan dan Panitia Pembela Tanah Air. Keputusan-keputusan tersebut menjadi bahan penting dalam penyusunan konstitusi pertama negara Indonesia.
Pengesahan oleh PPKI
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, tugas untuk mengesahkan UUD dilanjutkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dengan agenda utama mengesahkan Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi negara yang baru lahir.
Dalam sidang tersebut, PPKI secara resmi mengesahkan UUD NRI 1945 sebagai dasar hukum tertinggi negara Indonesia. Selain itu, sidang PPKI juga mengambil beberapa keputusan penting, yaitu:
-
Menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
-
Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif sementara.
-
Mengatur transisi pemerintahan dari masa penjajahan ke pemerintahan yang merdeka.
Dengan demikian, sejak 18 Agustus 1945, Indonesia memiliki konstitusi yang sah sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.
Pentingnya Memahami Proses Perumusan UUD NRI 1945
Memahami sejarah perumusan dan pengesahan UUD NRI 1945 sangat penting bagi generasi muda. Ada beberapa alasan utama:
-
Menumbuhkan kesadaran berkonstitusi
Siswa dapat memahami bahwa konstitusi bukan hanya kumpulan pasal, melainkan perwujudan cita-cita bangsa yang lahir dari perjuangan panjang. -
Menghargai jasa para pahlawan
Tokoh-tokoh bangsa berjuang dengan pemikiran dan pengorbanan besar untuk merumuskan dasar negara. Dengan mempelajarinya, kita belajar menghormati jasa mereka. -
Menguatkan jati diri bangsa
Konstitusi Indonesia mencerminkan kepribadian bangsa yang berlandaskan Pancasila. Dengan memahami proses lahirnya, kita semakin bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. -
Mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan bernegara
UUD 1945 mengatur hak dan kewajiban warga negara. Dengan menyadarinya, generasi muda dapat berpartisipasi dalam pembangunan, mengawasi jalannya pemerintahan, dan menjaga persatuan bangsa.
Penutup
Proses perumusan dan pengesahan UUD NRI Tahun 1945 merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Dimulai dari sidang BPUPKI yang membahas rancangan dasar negara, pembentukan panitia perancang, hingga akhirnya disahkan dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, seluruh tahapan tersebut menunjukkan betapa seriusnya para pendiri bangsa dalam membangun landasan negara yang kokoh.
Sebagai generasi penerus, kita wajib memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD NRI 1945. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga turut menjaga kelangsungan cita-cita kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pendiri bangsa.